Ini adalah artikel tamu Himawan Pramudita dari ManajemenSDM.net.
Curicullum vitae (CV) merupakan salah satu senjata utama dalam mencari pekerjaan impian. Semakin berkualitas CV, semakin besar peluang si pelamar kerja dipanggil ke tahap seleksi berikutnya.
Sayangnya, seringkali pelamar kerja melakukan kesalahan dalam membuat CV. Akibatnya, tidak ada panggilan.
Apakah Anda mengalami nasib yang sama? Jangan khawatir.
Di artikel ini saya akan menginformasikan 5 kesalahan fatal dalam membuat CV, lengkap dengan cara memperbaikinya. Mari kita mulai.
1. Terlalu Panjang
Kesalahan pertama adalah membuat CV yang terlalu panjang. Yang dimaksud panjang di sini adalah lebih dari 2 lembar. Bahkan ada yang 5 lembar.
Hal ini tentu saja tidak baik untuk CV Anda. Karena CV yang terlalu panjang seringkali tidak dibaca oleh tim rekrutmen.
Alasannya, mereka tidak punya waktu untuk membaca detail satu per satu CV kandidat karyawan.
Bayangkan jika ada 100 pelamar yang mengirimkan CV dengan panjang masing-masing 3 halaman atau bahkan 5 halaman. Butuh waktu sangat lama untuk membacanya satu per satu.
Solusinya, buatlah CV yang lebih ringkas namun menggambarkan kelebihan-kelebihan Anda.
Saran saya, berdasarkan pengalaman saya di HR, cukup buat CV maksimal 2 lembar saja.
Lembar pertama berisi ringkasan semua informasi utama yang ingin Anda tonjolkan. Ini adalah informasi yang berkaitan langsung dengan posisi yang Anda lamar.
Sementara itu, lembar kedua berisi informasi-informasi tambahan yang dapat mendukung informasi utama di halaman depan.
2. Tidak Dimulai dengan Kelebihan
Kesalahan berikutnya yang umum diltulis di CV adalah tidak dimulai dengan menginformasikan kelebihan.
Ini jelas salah karena rekruter hanya memiliki waktu yang tidak banyak untuk membaca CV Anda.
Jika diawali dengan hal-hal yang kurang penting, maka Anda kehilangan kesempatan untuk memberikan kesan awal yang menarik bagi rekruter.
Bayangkan ini.
Jika Anda pertama kali melihat suatu produk, Anda akan secara naluriah mencari keunggulan dari produk tersebut, bukan?
Mencari sesuatu yang berbeda, differentiator. Nah, begitu pula rekruiter ketika melihat CV Anda.
Lantas, bagaimana memperbaikinya?
Sederhana, Anda cukup memulai CV Anda dengan keunggulan-keunggulan Anda. Keunggulan-keunggulan yang relevan dengan posisi yang Anda lamar.
Tulislah beberapa kalimat di awal CV Anda yang merupakan ringkasan dari pengalaman dan pencapaian Anda.
Ringkasan dari keunggulan Anda, yang tentu saja sesuai dengan lowongan yang Anda lamar.
Misalnya, saya adalah seorang yang berpengalaman pada bidang pemasaran, khususnya mengenai pemasaran online.
Jika Anda memulainya seperti itu, tim rekrutment akan langsung tertarik melihat kehebatan Anda.
Dari situ mereka akan melihat lebih detail untuk meyakinkan ringkasan yang Anda buat.
3. Memasukkan Semua Informasi yang Tidak Relevan
Seperti yang saya sebutkan di atas, seringkali karena terlalu bersemangat ingin menceritakan diri Anda, Anda memasukkan berbagai informasi tidak relevan.
Misalnya, riwayat pendidikan Anda (TK, SD, SMP, dan SMA).
Kawan, hal ini tidak penting bagi tim rekrutmen. Yang ingin dilihat oleh mereka adalah:
- Karakter dan Kepribadian Anda
- Kompetensi Anda
- Pengalaman Anda
- Pencapaian Anda
Jadi, untuk menghindari CV Anda tidak dibaca oleh HRD, masukkanlah informasi yang sangat relevan dengan pekerjaan yang Anda lamar di CV Anda.
Caranya adalah:
- Tulis pencapaian yang pernah Anda lakukan di perusahaan sebelumnya (jika berpengalaman)
- Tulis kompetensi utama Anda yang berkaitan dengan posisi yang Anda lamar
4. Menuliskan Pengalaman Kerja dari yang Awal
Memang benar membuat catatan historis tentang pencapaian Anda itu sangat penting, dan memang harus dituliskan.
Namun, kesalahannya adalah menuliskan pengalaman kerja dari yang awal. Kenapa ini salah?
Karena tim rekrutmen ingin merekrut Anda sebagai karyawannya berdasarkan pengalaman terakhir Anda. Bukan pengalaman pertama Anda.
Pengalaman terakhir inilah yang menjadi rujukan bagi tim rekrutmen untuk merekrut Anda.
Untuk itu, dalam membuat CV urutkanlah pengalaman kerja Anda dari yang terakhir ke yang awal.
Contohnya sebagai berikut:
No | Perusahaan | Posisi | Tahun |
1 | PT Maju Tak Gentar | Senior Staff HR | 2012-2017 |
2 | PT Selalu Sejahtera | Staff HR | 2007-2012 |
3 | PT Aman Barokah | Admin HR | 2005-2007 |
5. Berorientasi Pada yang Telah Dilakukan, Bukan Pada Hasilnya
Dalam menceritakan pengalaman kerja, umumnya pelamar menuliskan hal-hal yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya.
Dengan kata lain, mereka menuliskan daftar aktivitas yang telah dilakukan pada pekerjaan-pekerjaan sebelumnya.
Contohnya seperti ini:
- Bertanggung jawab terhadap penjualan produk
- Membuat laporan keuangan
- Menjadi bagian dari tim HRBP
- Memastikan jalannya produksi
Hal di atas benar, namun sulit untuk melihat kualitas pelamar. Kenapa ini termasuk kesalahan dalam membuat CV?
Karena bagi tim rekrutmen, yang utama ingin dilihat adalah hasil karya Anda. Hasil dari pekerjaan Anda. Bukan sekadar job desc pekerjaan Anda.
Lantas, bagaimana sebaiknya?
Jawabannya, Anda harus menuliskan hasil dari pekerjaan atau karya Anda.
Contohnya di bawah ini:
- Berhasil meningkatkan penjualan tahunan dari Rp 300 miliar menjadi Rp 420 miliar
- Sukses menurunkan annual turn over rate karyawan dari 18% menjadi 12%
- Berhasil menurunkan komplain pelanggan dari 1.200 per tahun menjadi 450
- Berhasil menurunkan waktu pembuatan laporan bulanan dari 7 hari menjadi 3 hari
Penulisan hasil seperti contoh di atas akan lebih mampu menarik perhatian dari tim rekrutmen.
Penutup
Demikianlah 5 kesalahan fatal dalam membuat CV dan cara memperbaikinya. Semoga membantu Anda membuat CV yang menarik tim rekrutmen sehingga Anda selangkah lebih dekat ke pekerjaan impian Anda.
Tentang Penulis: Himawan Pramudita adalah seorang praktisi HRD yang sudah bertahun-tahun berkecimpung di beragam perusahaan besar. Ia juga rajin berbagi ilmu seputar HRD di blognya, ManajemenSDM.net.