Dalam dunia bisnis, kepercayaan adalah sebuah syarat mutlak untuk terjadinya sebuah kerjasama yang saling menguntungkan.
Tentu saja, tidak semudah membalik telapak tangan untuk bisa mendapatkan kepercayaan dari klien. Anda harus membangun kepercayaan klien ini dari sejak kenal dan selamanya.
Untuk mendapatkan kepercayaan klien, tidak melulu dengan memenuhi kebutuhan mereka. Anda pun harus bisa masuk ke dalam kehidupan mereka.
Menyelami karakter dan kehidupan klien, akan membantu Anda dalam mendapatkan gambaran tentang apa yang bisa Anda lakukan bagi klien.
Hal yang tak bisa dilupakan adalah memelihara hubungan baik dengan klien sepanjang waktu. Ditambah dengan cara jitu yang kami berikan berikut ini, Anda akan selalu mendapat kepercayaan klien.
1. Mendengarkan seluruh keluhan mereka
Saat melakukan pertemuan dengan klien, pastikan Anda memanfaatkan kedua telinga dan mulut Anda untuk mendapatkan seluruh keluhan dan kebutuhan mereka.
Dengarkan dan mengerti apa yang menjadi kecemasan atau keinginan klien sebelum mulai berbicara dengan mereka.
Mendengarkan dalam hal ini adalah tidak hanya menggunakan kedua telinga lalu selesai. Mendengarkan adalah dengan melakukan kontak mata.
Lalu bertanya soal apa yang dirasakan klien dan mendengarkan semua apa yang diungkap klien Anda.
Gali sedalam mungkin semua kebutuhan klien sampai tuntas. Pastikan Anda juga memahami yang mereka inginkan dengan menanyakan ulang kepada klien.
Sehingga Anda bakal punya bayangan untuk memberikan solusi seperti apa atas kebutuhan klien tersebut.
Menghabiskan waktu bersama klien merupakan investasi penting untuk mengerti keinginan dan kebutuhan mereka. Semakin dalam kualitas hubungan ini maka tingkat kepercayaan klien terhadap Anda pun semakin besar.
2. Selalu jujur dan terbuka
Kejujuran juga menjadi kunci dalam membangun kepercayaan klien. Tidak ada orang yang suka dibohongi. Apalagi klien yang tengah berusaha memberikan kepercayaannya kepada Anda.
Sekali saja saja klien kecewa atau merasa dibohongi, maka akan selamanya Anda tidak akan mendapat kepercayaan mereka.
Karena itu, selalu bersikap terbuka dan jujur dengan klien Anda. Jangan ada yang disembunyikan. Katakan semua hal yang memang harus diketahui oleh klien, sehingga tidak muncul kecurigaan dari mereka.
Memberikan informasi yang akurat dan jelas merupakan kunci untuk mendapatkan kepercayaan dan rasa hormat dari klien. Pun menjadi pondasi penting dalam membangun hubungan yang transparan di antara Anda dengan klien.
Kalaupun ada informasi yang sebenarnya kurang enak didengar klien, Anda tetap harus menceritakannya. Jangan menceritakan hal-hal yang baik atau positif saja. Hal negatif atau buruk juga harus diketahui oleh klien.
Sehingga dia punya gambaran jelas mengenai semua hal yang tengah dia cari solusinya tersebut.
3. Identifikasi masalah klien
Ketika Anda sudah menyelesaikan sesi “curhat” dengan klien, maka Anda akan masuk ke dalam tahap yang disebut dengan framing. Tahap ini adalah mengindentifikasi masalah yang dihadapi klien secara detail dan tepat.
Lakukan identifikasi seobjektif mungkin. Kalau memang ada yang masih harus digali jangan ragu untuk meminta sesi tambahan kepada klien. Sehingga Anda bisa melakukan framing dari masalah klien dengan maksimal.
Harap diingat, yang dilakukan proses identifikasi masalah adalah klien. Bukan masalah atau kebutuhan dari penasihat.
Proses identifikasi ini harus Anda lakukan dengan tepat dan akurat. Karena akan berpengaruh terhadap solusi yang nantinya Anda tawarkan kepada klien. Salah dalam melakukan identifikasi masalah, maka solusi yang diberikan pun tidak akan tepat sasaran.
Ujungnya, Anda pun tidak akan pernah mendapatkan kepercayaan dari klien. Justru malah kehilangan klien potensial yang bisa memberikan Anda pemasukan.
4. Penuhi janji Anda
Sebagai manajer sebuah proyek atau penasihat, sangat penting memberikan contoh dari visi dan nilai-nilai dan mengkomunikasikannya dengan tepat kepada klien.
Jika apa yang Anda katakan berbeda dengan apa yang Anda lakukan, orang akan cepat menyimpulkan bahwa Anda adalah orang yang tidak dapat dipercaya.
Apakah Anda selalu melaksanakan apa yang telah Anda janjikan? Atau Anda lebih sering berjanji di luar kemampuan Anda?
Jika Anda pernah melakukannya, jangan heran jika Anda kerap ditinggalkan oleh klien-klien Anda.
Menjanjikan untuk menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya tetapi kemudian tidak dapat memenuhinya, adalah salah satu penyebab rusaknya kepercayaan antara Anda dengan klien. Jangan sampai hal ini terjadi pada Anda.
5. Mintalah umpan balik
Meminta umpan balik kepada klien atas apa yang telah Anda kerjakan, termasuk kelebihan ataupun kekurangannya, adalah salah satu fase yang tidak boleh dilewatkan dalam membangun kepercayaan klien.
Anda tidak hanya akan mendapat masukan dan kritikan, tapi sekaligus kesempatan dalam membangun hubungan positif dengan klien.
Terkadang Anda mungkin malu untuk meminta umpan balik dari klien. Penyebabnya karena Anda takut masukan dari klien selalu negatif dan akan mempengaruhi pekerjaan.
Tetapi akan lebih baik bagi Anda untuk mengetahui kekurangan ataupun kelebihan Anda dari sisi klien. Terutama jika Anda memang berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi klien.
Coba diingat lagi, kapankah terakhir kali Anda bertanya kepada klien tentang hasil pekerjaan Anda.
Dan, bagaimana reaksi klien ketika selalu diinformasikan mengenai perkembangan proyek? Coba lakukan dan lihat apa hasil bagi hubungan Anda dengan klien.
Baca juga:
- 6 Cara Menghadapi Kritikan Layaknya Profesional Kelas Dunia
- 10 Cara Cerdas Menurunkan Biaya Operasional Perusahaan
6. Belajar dari kesalahan
Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan. Hanya malaikat yang tidak pernah melakukan kesalahan sepanjang hidupnya.
Sementara manusia pasti akan melakukannya. Disadari atau tidak disadari, disengaja atau tidak disengaja.
Ambil waktu dan pikirkan kembali kapan terakhir kali Anda melakukan kesalahan yang berdampak buruk terhadap klien.
Apakah Anda saat itu meminta maaf secara terbuka? Untuk kemudian memperbaiki kesalahan tersebut dan memberikan hasil yang lebih baik kepada klien.
Atau justru Anda diam dan bersembunyi dari klien ketika melakukan sebuah kesalahan? Melakukan kesalahan memang bisa membuat Anda merasa malu.
Namun, menyimpan kesalahan hanya akan membuat klien kehilangan kepercayaan terhadap Anda secara cepat.
Mengakui kesalahan bukanlah sebuah kekurangan, justru bisa menjadi sebuah kekuatan. Menunjukkan integritas Anda sebagai sosok yang bisa dipercaya dan bertanggung jawab atas semua yang telah Anda lakukan.
7. Bertanggung jawab sepenuhnya
Untuk membangun kepercayaan klien yang kuat dan bertahan lama, mau tidak mau Anda harus bertanggung sepenuhnya terhadap solusi yang telah diberikan.
Jangan hanya memberikan solusi, yang belum tentu berjalan sesuai keinginan, lalu meninggalkannya begitu saja.
Berikanlah jasa atau produk yang terbaik kepada klien Anda. Jangan setengah-setengah, karena ini juga hanya akan membuat klien setengah hati untuk mempercayai Anda.
Totalitas Anda dalam melayani dan memberi solusi, akan dibalas dengan kepercayaan penuh dari klien.
Penutup
Seperti halnya membangun rumah atau bangunan, membangun kepercayaan klien juga harus dimulai dari sebuah pondasi yang kuat. Pondasi yang bernama kejujuran dan keterbukaan ini akan mampu menahan beban besar dari sebuah kepercayaan.
Proses pembangunannya pun harus bertahan. Dari pondasi, rangka rumah, tembok, hingga menutupnya dengan atap dan menghiasinya dengan lantai yang indah.
Saat semua sudah terbangun lengkap, Anda hanya tinggal menikmati saja hasil kerja keras untuk mendapatkan kepercayaan klien yang selama ini Anda lakukan.